Kampung tradisiona Bena, Flores, Nusa Tenggara Timur

Melangkah ke kampung adat Bena dan menikmati pesona alam pegunungan yang menyitarintya. Kampun tradisional Bena akan memberikanmu kesan yang sangat istimewa dan pengalaman liburan yang mengagumkan. Terletak di pulau flores, Indonesia. Kampung tradisional Bena adalah terletak di kaki gunung inerie dan di tengah peradaban. Ngada, tempat ini adalah pilihaan lain di tengah wisata budaya dunia yang hampir punah. Akan ditemukan tumpukan batu altar yang menyitari kampung adat Bena, yang dimana batu- batu tersebut adalah batu bersejarah , karena merupakan peningalan sang pendahulu atau nenek moyang orang Ngada. Batu tersebut di jaga dan di pelihara sebagai warisan adat dan budaya suku ngada. Batu tersebut terletak didepan rumah yang sisebut “ lengi”. Ada dua bentuk rumah kecil yang berdiri tegak lurus didepan rumah adat kampung Bena, rumah pertama di sebut “ baga” yang merupakan simbol leluhur Perempuan, dan rumah kecil satunya lagi disebut “Ngadu” yang merupakan simbol leluhur laki- laki semuanya di bangun didepan rumah adat yang sangat unik dan memberi warna istimewa.

Bena sangat bagus bagi para petualang budaya dan wisata alam, karna akan dipenuhi informasi budaya dan ilmu pengetahuan tentang berdirinya sebuah suku dipulau flores. Tempat ini di minati banyak wistawan karna akan bersentuhaan lansung  dengan masyarakat adat dan masyarakat asli kampung bena. Kamu akan melihat batu monumen bersejaran yang berdiri tegap didepan rumah yang sudah ada sejak 1200 tahun yang silam. Dimana batu – batu tersebut di gunakan untuk menyembah para leluhur yang sudah kembali ke alam baka.

Apa yang akan kamu lakukan selama berada di kampung adat Bena?

Lokasinya yang terletak dikaki gunung inerie membuat kampung ini sangat istimewah. Kampung adat bena diduduki oleh 9 suku pribumi yang berbeda- beda yang hampir seluruhnya berprofessi sebagai petani kebun. Sebagai kampung adat yang penuh sejarah  dan merupakan warisan budaya leluhur, akan membiarkanmu berexplorasi di seputar kampung tersebut dan akan di sambut oleh penduduk lokal yang sangat ramah dan penuh kekhasan identitas. Sebagai kampung adat yang dekat dengan kota bajawa, kampung adat bena banyak di kunjungi wisatawan baik manca negara maupun wisatawan nusantaradan juga karena udaranya sangat segar dan dingin. Kampung adat bena berbentuk persawahaan terasering dan dimana rumah- rumah adatnya dibangun sejajar disebelah kiri dan kanan perkampungan. Beberapa rumah utama seringkali digunakan sebagai tempat upacara adat dan berkumpul pada saat pesta- pesta adat. Dari atas batu di puncak kampung adat bena kita bisa melihat pemandangan laut sawu, laut yang sangat terbuka dan sekaligus menyaksikan panorama gunung Inerie yang sangat istimewah. Pemandangan tersebut akan mewarnai keindahaan liburanmu dan membuat kamu merasa berbeda dari tempat yang lain di bumi ini.

Orang – orang di kampung bena masih hidup secara tradisional. Kamu akan melihat rumah adat yang di atapi alang- alang berbentik  persegi empat, dan apa bila dilihat dari kejauhan sangat indah dan menghipnotis wisatawan. Dari kejauhaan akan terlihat Baga dan ngadu atau simbol laki- laki dan simbol perempuan, yang berdiri tegap didepan perkampungan adat bena.

Merenungkan adanya batu “Megalit” yang ada didepan rumah adat bena akan membuat kamu bertanya, mengapa penduduk suku ngada menjaga dan memelihara batu- batu ini? Jawaban mereka adalah karena batu-batu megalit tersebut adalah alat komunikasi antara mereka dan para leluhur yang sudah kembali kealam baka, karna bagi penduduk asli suku Ngada, menjaga batu-batu tersebut adalah merawat hubungan antara para leluhur dengan orang-orang ngada yang masih hidup, dan hal tersebut akan berlansung sampai selama-lamanya. Penduduk bena juga dalam beberapa acara adat membunuh hewan kurban berupa babi dan kerbau dan darahnya di tabur diatas batu megalit sebagai persembahaan kepada arwah leluhur dialam baka, karena dalam tradisi budaya bena orang yang mati selalu berada disekitar kita dalam wujud yang tidak kelihatan, sehingga dipandang perlu untuk di berikan persembahaan. Sekaligus mengharapkan pertolongan agar tidak terjadi bencana kelaparan dan bencana lainnya.

 

Facebook
Twitter
LinkedIn

Wisata memancing di luar  Taman Nasional Komodo

April 1, 2019

Wisata bersepeda di pulau flores

April 1, 2019

Rafael Todowela Tours

April 1, 2019

Binatang Komodo (varanus komodoensis) kadal raksasa

April 1, 2019
Scroll to Top